Select Page
PT Indorich Expo Utama kembali menggelar Bandung International Food and Hotel Expo (Bifhex). Kali ini, dalam pameran business to business itu ditargetkan mampu meraup transaksi hingga Rp150 miliar.
Direktur PT Indorich Expo Utama Richard Pesik mengatakan, target sasaran itu meningkat 75% dari realisasi tahun sebelumnya. Dia menyebutkan, target sebesar Rp150 miliar selama tiga hari penyelenggaraan optimistis tercapai.
“Tahun lalu, Bifhex 2018 mampu mencapai nilai transaksi sebesar Rp85 miliar. Untuk tahun ini, dalam tiga hari itu targetnya bisa mencapai Rp150 miliar ,” kata Richard, Kamis (7/3/2019).
Menurutnya, gelaran ini satu-satunya pameran yang melingkupi makanan minuman, industri hotel, restoran, kafe, dan katering terbesar di Jabar. Pada 2019 ini, pameran digelar pada 7-9 Maret di Sudirman Grand Ballroom Bandung. Dia menyebutkan, potensi pasar Jabar untuk industri tersebut relatif menjanjikan.
Pasalnya, penduduk Jabar yang mencapai 55 juta jiwa itu merupakan terbesar se-Indonesia. Tingginya jumlah penduduk itu setidaknya membutuhkan industri makanan dan minuman yang relatif besar.
“Dan perlu diingat industri makanan minuman itu merupakan bisnis yang tak pernah berakhir. Untuk itu, dalam pameran ini disajikan beragam pengetahuan seputar industri makanan, teknologi pengolahan pangan, bahan baku, hingga rantai distribusi ada di sini,” jelasnya.
Richard merinci, sebanyak 112 tenan ikut hadir sebagai peserta. Selain berasal dari pabrik, para peserta pameran itu merupakan importir dan perusahaan luar negeri. Sedangkan, ribuan pengunjung itu merupakan pemilik hotel, restoran, kafe, hingga pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang datang untuk melengkapi pengetahuan mereka.
“Intinya, pameran ini diharapkan bisa melengkapi industri UMKM di Jabar. Karena, biasanya untuk meningkatkan pengetahuan dan teknologi itu mereka harus ke Jakarta. Acara ini setahun sekali. Dan kali ini sudah tahun kelima,” ucap pimpinan Bifhex itu.
Dia menambahkan, pihaknya mendukung program pemerintah yang menggenjot sektor pariwisata. Program itu memicu peningkatan kebutuhan akan hotel dan restoran baru di Tanah Air yang berstandar internasional.
Bifhex kali ini, kata dia, tak hanya memamerkan industri olahan makanan dan minuman saja. Namun, digelar pula Laundry & Cleaning Expo. Pameran ini menampilkan produk laundry dan teknologi pembersihan termutakhir. Kolaborasi dua industri itu diakuinya tak lekang oleh waktu karena adanya keterkaitan industri satu dengan yang lain.
Sementara itu, PT Bungasari Flour Mills (Bungasari) sebagai salah satu peserta itu memiliki ekspektasi tinggi terhadap gelaran Bifhex 2019. Setidaknya, Sales & Marketing Director Bungasari Budianto Wijaya menyebutkan keikutsertaan kali ini bisa mendongkrak pangsa pasar produsen tepung itu.
Saat ini, Bungasari menempati peringkat kelima terbesar untuk produsen tepung di Indonesia. Market share yang diperoleh sekitar 6%. Dia menyebutkan, dalam waktu dekat pihaknya akan melipatgandakan kapasitas produksi.
Sejauh ini, perusahaan yang memiliki pabrik di Cilegon,Banten itu memproduksi tepung sebanyak 1.500 ton/hari. Proses produksi tepung itu dilakukan dengan tiga line produksi.
“Nantinya, kita akan menambah satu line produksi lagi. Itu akan melipatgandakan kapasitas produksi dari 1.500 menjadi 3.000 ton/hari. Rencananya, line produksi ini bisa mencapai enam line,” kata Budianto.
Menurutnya, pelipatgandaan kapasitas produksi itu pun ditujukan untuk membidik perolehan market share lebih tinggi lagi. Pada tahun mendatang, pihaknya menargetkan mampu meningkatkan market share hingga 9-10%.
Disinggung mengenai jalur distribusi, Budianto mengaku saat ini produknya tersebar seluruh Indonesia. Namun, jaringan distributor yang digandeng masih relatif belum rapat. Masyarakat di kota-kota kecil diakuinya masih kesulitan mendapatkan tepung dasar untuk membuat beraneka macam kue dan cemilan itu.
Salah satu produk yang ditonjolkan yakni Bola Salju. Produk tersebut merupakan salah satu terigu produksi Bungasari yang masuk dalam kategori serba guna. Pasca diluncurkan ke pasar, Bungasari mampu meraih prestasi lima teratas produsen terigu Indonesia, salah satunya berkat keberhasilan Bola Salju.
Dengan kadar protein sedang untuk aneka gorengan dan jajanan, Bola Salju saat ini menjadi salah satu terigu incaran khalayak.
Hal ini terbukti melalui survei internal yang dilakukan di antara kalangan pebisnis dan hobbyist menunjukkan tujuh dari sepuluh orang di Indonesia telah mengenal brand Bola Salju dari Bungasari.
Menurutnya, pada tahun ini ada lima hal yang menjadi perhatian utama Bungasari, yakni memperkuat distribusi, menghadirkan produk-produk baru yang berkualitas, menginspirasi para hobbyist baking indonesia, turut memajukan dan mengedukasi UMKM Indonesia, serta memberikan kualitas hidup yang lebih baik melalui bahan makanan yang bermutu.
Di sisi lain, kata Budianto, selain proses distribusi terigu yang terus dikembangkan, Bungasari juga melakukan investasi dengan melakukan perluasan kapasitas produksi pabrik di kawasan Cilegon, Banten.
“Permintaan dari masyarakat akan produk-produk Bungasari begitu tinggi, oleh karenanya kami harapkan permintaan tersebut dapat dipenuhi seluruhnya dalam waktu yang tidak lama lagi,” katanya.
Sumber: https://www.inilahkoran.com/berita/7979/bifhex-2019-bidik-transaksi-rp150-miliar